Cerita Sex Bergambar - Kumpulan cerita Dewasa, Paling mesum dan hot, cerita terbaru ini berjudul Cerita Seks Yang ku alami Ketika Liburan di Tempat Kakekku, Simak terus kisahnya.
Karena diblog ini akan selalu ada update an cerita sex terbaru, ABG Mesum, Cerita Pemerkosaan, Cerita Ngentot, cerita janda gatel, cerita panas paling seru dan menarik hanya di sini tempatnya dalam bacaan cerita seks dewasa bergambar berikut ini, Selamat menikmati...
Ini yaitu kisahku pada saat saya masih SMP kelas tiga di kota kembang, saat itu saya ada berlibur dirumah kakekku di daerah lembang, di sana tinggal kakek serta keluarga bibi ku. Bibiku yaitu kasir suatu bank karna menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri serta hanya sebagai ibu rumah-tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan umur sekitaran 27 tahunan. Dia tinggal di rumah kakekku karna tempat tinggalnya tengah dibuat di daerah bogor tengah suaminya (adik ayahku) tinggal di kost serta pulang satu minggu sekali.
Saya serta bibiku begitu akrab karna dia memanglah seringkali main kerumahku pada saat belum juga berkeluarga serta saat kecil seringkali tidur di kamarku bahkan juga saat kuliah dia semakin banyak tidur dirumahku daripada di tempat kostnya. Anaknya masih tetap kecil berusia sekitaran 1 th..
Satu pagi saya kaget saat seorang membangunkanku dengan membawa satu gelas teh hangat, “Bangun…. Males sangat anda di sini umumnya kan telah nyiramin taneman sama nyuci mobil”
“Males ah, berlibur masak suruh kerja juga…. ”
“Lha masak kakekmu yang telah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri serta mobilku siapa yang nyuci…”
“Kan ada bi ijah “
“Bi ijah sekali lagi sakit dia tidak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah telah geli ampun…. ” Kataku bangun sembari mendorong mukanya.
Kakekku pulang dari jalan paginya serta asyik terlibat perbincangan dengan rekannya diruang tamu. Saya lalu beranjak ke kamar mandi baru buka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temanin saya nyuci, sekali lagi mati lampu nih….. andi agar di jagalah kakek”
“Ya siap boss…” ku buka pintu serta membawa cucian seember besar ke belakang tempat tinggal, bibiku mengikutiku sembari membawa handuk, baju ganti serta sabun bersihkan. Di belakang tempat tinggal ada jalan kecil yang tembus ke sungai di tepi kampung sungai itu dahulu begitu ramai oleh masyarakat yang mandi atau membersihkan tapi saat ini telah tidak sering yang menggunakan, cuma kadang-kadang mereka mandi disungai.
“Sana di belakang batu itu saja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu ada aliran kecil serta batu batu pipih di sekitarnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami punya maksud membersihkan.. nyatanya telah ada seseorang wanita muda yang tengah mandi kenakan kain batik nyatanya wulan tetangga samping rumahku
“eh rik tumben ingin ke sungai…. ” Tuturnya ramah
“Ya nih di paksa bos… “
“Wah kalah duluan nih, nyuci juga anda wul “
“Aku dah dari barusan.. jika listrik mati gini baru pada ke kali, jika tidak baju bayiku siapa kapan keringnya” tuturnya sembari keluar dari sungai serta ambil handuk di pinggir sungai.
Selendang batik itu membuat lekuk badannya di bagian depan tampak dengan terang sembulan dua buah dada yang begitu besar, tengah ditengah leher putihya ada satu kalung tidak tebal yang buat dianya tampak ramping, ia lalu membelakangi kami serta melepas selendang itu lalu mengusapkan handuk ke sekujur badannya.
Kontan saja saya kaget lihat panorama itu, meskipun membelakangiku tapi saya dengan terang bisa lihat semua badan putihnya itu tanpa ada sehelai benangpun, bokongnya yang diisi telihat terang sesudah dia menyeka badannya saat ini ia mulai membersihkan rambutnya yang panjang hingga semua tubunya dapat kulihat, saat saya membasahi cucian lalu duduk.
”Kapan anda ke sini rik.. ”sambil memiringkan badannya karuan saja tetek gedhenya tampak, saya kaget dengan pertanyaannya.
“Apa wul saya sekali lagi tidak konsen.. ” ia memalingkan tubuh kearahku
“Ati-ati disungai janganlah ngelamun, anda kapan datang.. ”
“Oh saya baru tempo hari.. ” kataku sembari mencelupkan baju-baju ke air tengah mataku sudah pasti menghadap ke ke-2 teteknya yang tanpa ada berniat dipertunjukkan,.
Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karna dari barusan dia kebelet beol.
“Anakmu usia berapakah teh.. kok tidak di ajak “ kataku
“Masih 1 th. 1/2, barusan sama adikku jadi saya tinggal nyuci” sesudah rambutnya agak kering ia lalu menempatkan handuknya dipinggangnya serta membalikkan badannya tangan kanannya menutupi coba menutupi teteknya yang memiliki ukuran wah itu meskipun pada akhirnya yang ditutupi hanya ke-2 putingnya tengah tangan kirinya mencari celana dalam diatas batu itu sesudah menemukannya, dia lalu membalikkan tubuhnya serta menambah handuknya, celana dalam berwarna putih itu tampak cukup tidak tebal serta seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.
“Anakmu siapa namanya…? ”
“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, baju dalam tidak tebal telah menutupi memek serta pinggangnya itu sesaat dia melihatku serta lalu melepas tangan kanannya dari teteknya kelihatannya dia nyaman memerlihatkan teteknya padaku karna dari barusan saya pura-pura cuek serta pura-pura membasuhi baju kotor walau sebenarnya adikku sejak dari barusan gelisah.
Ia lalu duduk serta mencuci selendang batiknya
“Cantik sich namanya.. tapi belum juga saksikan berwajah secantik emaknya tidak ya.. ”
“Ya tentu.. emaknya saja cantik anaknya turut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya selekasnya ia berdiri serta membalas siramanku.
“Maaf salah bikin harusnya, maknya saja buruk terlebih anaknya…” kami juga pada akhirnya sama-sama menyiramkan air sesudah sebagian waktu dia kerepotan menahan seranganku.
“Ampun ampun…” tuturnya sembari ketawa cengengesan, akupun hentikan seranganku tapi lalu dia jadi berdiri ambil ember serta menghampiriku menyiramku hingga semua bajuku basah kuyup, saya kaget serta reflek ambil ember ditangannya dia lalu membalikkan tubuh untuk menghindari darinya, tanpa ada sadar badanku memeluknya serta satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Pada akhirnya saya dapat mencapai ember itu, ia berupaya melepas dari dekapanku tapi sia sia saya telah siap, ku ambillah air serta menempatkanya di atas kepalanyaa
” Ampun ri,, saya dah mandi.. awas lo nanti tidak bilangin kakekmu “ saya tetaplah saja memegang tubuhnya serta meneror, pada akhirnya ia berbalik serta dengan leluasa saya menyiram ke sekujurtubuhnya lalu tanganku mengelus elus badannya
”nih saya mandiin sekali lagi hehehhe, ……” sekujur badannya basah termasuk juga celana dalamnya hingga isi didalamnya samar samar tampak, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku sampai agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sembari menarik tangannya, untuk sebagian waktu kami sama-sama melihat sembari tertawa geli, kami lalu ke pinggir sungai untuk ambil handuk, ia lalu kembali mengusap air ditubuhnya sesaat saya sembari duduk disebelahnya sambil mengusap air di kepalaku.
Berwajah terlihat cemberut di usapkannya handuk ke muka serta rambutnya lalu mulai turun ke dua buah dadanya lalu turun ke perutnya yang kecil lalu turun ke selangkangannya lalu dia merunduk serta mengusap kakinya, lalu melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, saya lalu memakai handuknya itu untuk menyeka muka (lumayan aroma badannya masih tetap nempel nih) saya lalu kembalikan kepadanya.
Di ikatkannya handuk itu di pinggang lalu duduk pas di depanku serta di turunkannya celana dalamnya, karna ikatannya kurang kuat sesudah celana dalamnya berhasil melalui kaki indahnya handuk itupun turut terbuka hingga isi selangkanganya terpampang di depanku.
“Eit…” tuturnya sembari tangan kanannya menutupi memeknya, saya tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sembari memalingkan muka, kakinya menendang badanku, lalu di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yang masih tetap lumayan basah karna kenakan celana dalam basah.
Saya lalu melihat kembali kearahnya kelihatannya dia terasa nyaman saja ketahui memeknya diliat saya, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis minimnya lalu ia menyeka bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih tetap kencang sembari tersenyum sendiri.
“Awas dapat hilang ingatan lho tersenyum sendiri…” ia hentikan usapannya sembari membenarkan tempatnya
“Ia jika lama-lama deket sama anda dapat hilang ingatan …” tuturnya sembari berdiri
“Eh, bau …” sembari kututup hidungku yang pas ada dimuka memeknya
“Seger sekali lagi cobalah cium, tuturnya sembari menarik mukaku serta melekatkannya pada memeknya yang sudah tertutupi satu diantara tangannya. Tanganku ambil tangan yang menutupinya
“Rambutnya kok tidak rapi tidak sempat dicukur ya,,,, ” kubelai rambut bawahnya lalu bergerak buka ke-2 bibir bawahnya ”Dah miliki anak masih tetap kenceng saja nih kulit.. ” kataku sembari megelus elus memeknya dengan handuk sesaat dia membalut badannya dengan handuk hingga kepalaku ada didalamnya.
Saya kaget serta buka handuk sembari mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku terlihat masih tetap ada dibelakang batu besar selain sungai itu sekali lagi asyik buang hajat..
“Berani cium tidak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sembari tersenyum menantang, memeknya terlihat demikian menggairkan.
“Gak ah bau tuch.. lebih deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” Tuturnya sembari duduk jongok Mukaku kumajukan agar bisa mencium memeknya, bebrapa perlahan kubuka bibirnya serta ku elus elus semua memeknya sembari pura-pura tutup hidung seperti ingin minum jamu. Lalu ku buka mulut serta mulai keluarkan lidah, wulan terlihat lihat kesekeliling lalu saya mulai menjilat dengan perlahan ke paha kanan lalu kiri serta pada akhirnya menjilati memeknya ia terlihat mengerang geli,
“Ih…” tuturnya perlahan, lidahku yang masih tetap melekat lalu kumasukkan dalam memeknya serta menggerak gerakkan memutar hingga ia lebih geli. Sesudah lebih kurang 5 detik ku tarik mukaku.
“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..? ” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk serta berdiri.
“Ntar ya di rumah, mang saya bawa dompet apa? daa…” sumpret belum juga senang ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia telah pergi, yah pada akhirnya saya cuma dapat kembali swalayan sembari lihat ia berlalu,
* * *
bibiku pada akhirnya merampungkan BAB nya saya masih tetap berendam bermain main di sungai sembari kembalikan tenaga sesudah swalayan.
Kami lalu asik membersihkan sembari bercakap seru-seruan, bibi membersihkan tengah saya membilasnya, kadang-kadang kami sama-sama menyiramkan air hingga baju kami basah semuanya pada akhirnya baju yang kami usai semuanya saya mulai buka semuanya bajuku hingga cuma tersisa celana kolorku saja, sesaat bibiku yang dari barusan bertemu denganku menggeser duduknya menyamping, lalu menambah dasternya lalu celana dalam putih perlahan pelan turun dari pahanya mulus bibiku lalu dia menghadap kembali padaku dengan tempat kaki lebih rapat, tidak seperti barusan di mana terkadang saya dapat lihat celana dalamnya.
“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku selekasnya menyambarnya
“Mana? Masih tetap baru nih.. ” tuturnya sembari melemparkannya kepadaku. Dia lalu turunkan dasternya serta melepaskan kutang dari tempatnya serta lalu menambah kembali dasternya, tanpa ada segaja dia buka kakinya hingga bulu bulu tidak tebal samar-samar tampak di antara pahanya tampak terang didepanku, dia menunduk membersihkan bhnya hingga teteknya menyembul di antara belahan dasternya,
“Sini kolormu dicuci sekalian…” saya bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “
“Wah tidak bawa celana dalam bi…. ” Bibiku tidak menjawab serta memegang kolorku, pada akhirnya saya berdiri serta buka bebrapa perlahan kolorku hingga adikku memperlihatkan diri.
“Lho dah sunat to anda? ” diliatnya burungku yang masih tetap imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sembari melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita tidak mandi bareng…” ia tersenyum
“Ia dahulu saat masih tetap SD anda cuma ingin mandi bareng saya mang mengapa sich? ”
“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semuanya, …” ia lalu buka dasternya hingga semua badannya terbuka serta menggeser duduknya menyamping.
“Sana simpan di tepi “
saya lalu menempatkan cucian lalu kembali pada tempatnya. Teteknya yang bersih serta putih meskipun tidak sebesar miliki wulan tampak masih tetap sama dengan dahulu, badannya yang putih sintal serta rambut yang tergerai buat kebanyakan orang tentu mengaku dia wanita ayu.
“Ssst saksikan memeknya donk bi…” ia melengos serta menutupi pangkal pahanya dengan tangan, saya menarik tangannya tampak rambut-rambut tidak tebal ada di tengah
“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia lalu menggeser duduknya sehinga pas didepanku
“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tahu lah… dahulu kan lebih tidak tipis dari ini…. mang napa dicukur”
“Nggak sekali lagi pingin saja … jika ingin dateng bln. saya umum potong, jika tidak tidak cabut pakai lilin, jika rapi kan sehat…. ”
Kakinya yang rapat buat saya cuma kebagian lihat rambutnya saja.
“Lihatin donk…. ” Kataku sembari mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi lalu saya kembali mengelusnya kemudian dia lihat tajam kepadaku, bebrapa perlahan tanganku berhasil menggeser satu kakinya hingga memeknya sedikit tampak.
“Wah masih tetap sama kaya dahulu ya.. meskipun dah miliki anak masih tetap tampak kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku serta membiarkan saya lihat semua isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya perlahan lalu mengusap-usapnya.
“Jangan nakal ah.. geli.. ” saya tetaplah saja mengelus elusnya
“Mandi sana. ” Tangannya mendorong mukaku hingga saya terjatuh, dia lalu jalan kearah air yang lebih dalam lalu berenang renang kecil
“Ri ambilin sabun donk…” saya duduk mendekatinya serta mengacungkan sabun, ditariknya tanganku hingga saya jatuh dia tersenyum saya lalu membalas dengan menyiramkan air kemukanya sesudah sebagian waktu bercanda didalam air ia lalu naik ke satu batu untuk bersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai menempatkan sabunnya dileher jenjangnya, perlahan pelan turun ke teteknya, lalu ke tangan serta kakinya serta berahir pada memeknya kemudian dia lalu menggosok-gosok tubuhnya untuk perbanyak busa. Saya keluar dari air serta duduk di sebelahnya dia segera menggosokannya sabun keseluruh badanku dari muka hingga ke kaki, dengan enjoy ia menggosokannya sabun pada penisku.
“Dah gede anda ri, burungmu dah ada rambutnya.. ”
“Ya donk masak ingin kecil terus…” ia lalu membalikkan tubuhnya serta berdiri sembari memohonku menggosok-gosok punggung serta bokongnya yang belum juga terkena sabun, saat mengosok bokongnya bebrapa perlahan tanganku ku senggolkan ke memeknya kelihatannya dia cuek saja dengan selalu asyik menggosok-gosok badannya dengan sabun, saya mulai membulatkan tekad mengelus dari belakang ke-2 payudaranya. Ia membalikkan tubuh, membiarkan saya mengelus elus payudaranya dan
semua badannya sesaat dia mengelus kakiku serta kadang-kadang mengelus penisku.
Ia lalu terduduk, seperti umumnya jika mandi dia senantiasa terdiam sebagian waktu membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Saya yang masih tetap berdiri didepannya dengan penis pas di mukanya, ia lalu memain-mainkan penis itu,
”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih tetap ada kotorannya” tuturnya sembari mengelus penisku mesra saya cuma diam keenakan. Lalu dia berbaring diatas batu, saya duduk selain kakinya sembari mengelus memeknya serta menyiramkan air hingga semua memeknya terlihat.
“Dah janganlah main itu selalu ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya saya lalu menarik kakinya hingga saat ini badanku ada di antara kakinya. tanganku mulai menggosoki sekali lagi kesempatan ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun
“Geli ah li.. “tanganku kesempatan ini berhasil diusirnya, tanpa ada sadar dia mulai lihat burungku yang mulai tumbuh serta menggantung.
“Burungmu dah mulai dapat berdiri ri…” dielusnya burungku perlahan mesra, makin lama burungku semakin besar karna tidak tahan juga akan elusannya.
“Kamu dah sempat ngimpi basah ya.. “ saya mengangguk kemudian
“ Bi.. anda tidak sekali lagi mens kan? ” ia tersenyum lalu menuntun tanganku pada dadanya
“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” saya ikuti saja tuntunan tangannya mengelus perlahan teteknya lalu melintir putingnya.
“yang mesra donk ri anggep saja saya cewekmu “ dia lalu mencium pipiku serta mendorong mukaku ke teteknya, saya ciumi semuanya sisi teteknya lalu mengisap perlahan putingnya, ada air keluar dari susunya saya semakin keras menyedotnya sesaat bibi menyeka kepalaku sembari merem menikmatinya. Lalu saya menjilati perut serta turun ke rambut memeknya, ke paha lalu menengelamkan mukaku ke memeknya, tetapi tangan bibiku menghindarnya.
“Kamu tidak ayah ri? ” tuturnya perlahan “Gak ayah bi, sekalian buat pengalaman
“ia lalu menyiramkan air ke memeknya kemudian kucium serta kujilati memeknya sebagian waktu, sesaat tanganku diarahkan untuk tetaplah mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil serta desakan tangannya pada rambutku menyaratkan dia telah mulai terangsang. Terasa cukup ku hentikan jilatanku lalu duduk di depannya dia lalu melek sembari mengelus serta memutar mutan burungku.
“Enak kan…? ” ucapnya manja, saya lalu berdiri, penisku pas ada di mukanya, sebagian waktu dia diam lalu ia tutup mata serta mencium penisku
“Kalo jijik tidak usah di emut …” ia melepas mukanya serta kembali mengocok dengan tangannya.
Ia lalu duduk di atas batu sembari mengangkan memohon saya memasukkan penis ke memeknya
“ Di gesek saja ya, janganlah dimasukkan.. miliki pamanmu nih.. ” saya lalu menggesekkan penis ke memeknya sesaat tanganku menggoda teteknya.
“Bi sekalian masukkin ya.. agar ngajarinnya lengkap.. ” ku masukan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” saya lalu coba memasukkannya pada memeknya 2 x coba nyatanya penisku belum juga dapat tembus juga, bibiku tersenyum geli
“Tuh kan tidak dapat, sini…” ditariknya penisku, di elus lalu dimasukkan dalam memeknya, rasa-rasanya sempit sekali memeknya, baru 1/2 penis masuk bibiku keluarkan kembali
“Susah kan… maka dari itu perlahan pelan” ia kembali memasukkan, kesempatan ini lebih dalam, ia kembali menarik badannya hingga penisku terlepas. Tanganya terlepas dari penisku, tanganku yang ingin mengarahkan penisku di tariknya mengisyaratkan dia pingin saya memasukkan tanpa ada pertolongan.
2 x coba gagal sekali lagi pada akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju segera masuk,
“uh…. Enak bi …” ia lalu menggoyang pinggulnya memberi desakan keluar masuk pada penisku, saya merem melek menahan enak sembari membantunya mengelus badannya,
“Ayo bagianmu…” ia lalu pasif membiarkan saya lakukan hasratku ku. Saya masukan hingga semuanya penisku masuk lalu bergerak perlahan makin lama makin cepat menggoyang maju mundur.
“Bagus ri.. mari.. ah…. ah… selalu sayang…. ” saya menurutinya sebagian waktu dia memohon saya ganti tempat saat ini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang
‘oh yes … enak bi… enak…. ” Lima menit lalu ia memohonku duduk dia berdiri di hadapanku memeknya kuciumi sebentar lalu dia menempati kakiku,
“ayo saya dah ingin nyampe… anda ingin nemenin kan…” dia lalu memasukkan memeknya serta bergerak turun naik sesaat muka serta tanganku memegang teteknya
“bii…. Janganlah cepet-cepet saya tidak kuat nanti…”
“Ayo sayang … bibi juga tidak lama sekali lagi.. ” saya melepas tangan dari susunya serta berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..
“uh.. ah… “ bertukaran kami mengatakannya
“Stop bi… saya ingin keluar …” aliran-aliran listrik seolah menyebar ditubuhku.. bibi melepas memeknya, lalu mengocok penisku dalam hitungan kelima air maniku benar benar keluar
“crot,,,, ” menghadap pada badannya.. Saya lemas sembari menyedot tetek bibiku saya mengatur nafas sesudah berhasil menjangkau puncak
“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku perlahan, ia tersenyum serta mencium pipiku sembari mengelus-elus teteknya, sesudah sebagian istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” saya menarik tangannya
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum
“Ayo tidak bantu nyampe puncak.. ” kataku sembari mengelus memeknya, saya lalu mencium tetek lalu memeknya, saya lalu memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek lalu saya memasukkan berulang-kali serta menggelitik memeknya, ia betul-betul terangsang. Tangannya memegang penisku yang telah tidak kencang sekali lagi lalu mengarahkan mukanya pada penisku, makin lama goyangan tangan ku semakin kencang, hingga pada akhirnya bibiku mengerang ngerang lalu memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang serta ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,, ” dilepaskannya penisku serta berguling di batu itu, ku belai rambutnya temani menuruni puncak kesenangan.
Lalu kami berdua masuk kembali pada air bersihkan sisa sabun
“ Janganlah diulang ya… sekali saja “ tuturnya sembari mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, jika kuat ya.. tapi jika saksikan badan bahenol ini sepertinya saya tidak tahan” kucium tengkuk bibi sembari mengelusnya, dia membalas
“Janji ya, janganlah goda saya lagi…” saya diam sembari memeluknya..
Cerita Seks Yang ku alami Ketika Liburan di Tempat Kakekku - Cerita Sexs,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sedarah Sex,Cerita Tante Bokep,Cerita Ngentot Panas,Cerita Remaja Bugil,Cerita Sex Terbaru 2017.
Next Baca juga :
Karena diblog ini akan selalu ada update an cerita sex terbaru, ABG Mesum, Cerita Pemerkosaan, Cerita Ngentot, cerita janda gatel, cerita panas paling seru dan menarik hanya di sini tempatnya dalam bacaan cerita seks dewasa bergambar berikut ini, Selamat menikmati...

Ini yaitu kisahku pada saat saya masih SMP kelas tiga di kota kembang, saat itu saya ada berlibur dirumah kakekku di daerah lembang, di sana tinggal kakek serta keluarga bibi ku. Bibiku yaitu kasir suatu bank karna menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri serta hanya sebagai ibu rumah-tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan umur sekitaran 27 tahunan. Dia tinggal di rumah kakekku karna tempat tinggalnya tengah dibuat di daerah bogor tengah suaminya (adik ayahku) tinggal di kost serta pulang satu minggu sekali.
Saya serta bibiku begitu akrab karna dia memanglah seringkali main kerumahku pada saat belum juga berkeluarga serta saat kecil seringkali tidur di kamarku bahkan juga saat kuliah dia semakin banyak tidur dirumahku daripada di tempat kostnya. Anaknya masih tetap kecil berusia sekitaran 1 th..
Satu pagi saya kaget saat seorang membangunkanku dengan membawa satu gelas teh hangat, “Bangun…. Males sangat anda di sini umumnya kan telah nyiramin taneman sama nyuci mobil”
“Males ah, berlibur masak suruh kerja juga…. ”
“Lha masak kakekmu yang telah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri serta mobilku siapa yang nyuci…”
“Kan ada bi ijah “
“Bi ijah sekali lagi sakit dia tidak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah telah geli ampun…. ” Kataku bangun sembari mendorong mukanya.
Kakekku pulang dari jalan paginya serta asyik terlibat perbincangan dengan rekannya diruang tamu. Saya lalu beranjak ke kamar mandi baru buka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temanin saya nyuci, sekali lagi mati lampu nih….. andi agar di jagalah kakek”
“Ya siap boss…” ku buka pintu serta membawa cucian seember besar ke belakang tempat tinggal, bibiku mengikutiku sembari membawa handuk, baju ganti serta sabun bersihkan. Di belakang tempat tinggal ada jalan kecil yang tembus ke sungai di tepi kampung sungai itu dahulu begitu ramai oleh masyarakat yang mandi atau membersihkan tapi saat ini telah tidak sering yang menggunakan, cuma kadang-kadang mereka mandi disungai.
“Sana di belakang batu itu saja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu ada aliran kecil serta batu batu pipih di sekitarnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami punya maksud membersihkan.. nyatanya telah ada seseorang wanita muda yang tengah mandi kenakan kain batik nyatanya wulan tetangga samping rumahku
“eh rik tumben ingin ke sungai…. ” Tuturnya ramah
“Ya nih di paksa bos… “
“Wah kalah duluan nih, nyuci juga anda wul “
“Aku dah dari barusan.. jika listrik mati gini baru pada ke kali, jika tidak baju bayiku siapa kapan keringnya” tuturnya sembari keluar dari sungai serta ambil handuk di pinggir sungai.
Selendang batik itu membuat lekuk badannya di bagian depan tampak dengan terang sembulan dua buah dada yang begitu besar, tengah ditengah leher putihya ada satu kalung tidak tebal yang buat dianya tampak ramping, ia lalu membelakangi kami serta melepas selendang itu lalu mengusapkan handuk ke sekujur badannya.
Kontan saja saya kaget lihat panorama itu, meskipun membelakangiku tapi saya dengan terang bisa lihat semua badan putihnya itu tanpa ada sehelai benangpun, bokongnya yang diisi telihat terang sesudah dia menyeka badannya saat ini ia mulai membersihkan rambutnya yang panjang hingga semua tubunya dapat kulihat, saat saya membasahi cucian lalu duduk.
”Kapan anda ke sini rik.. ”sambil memiringkan badannya karuan saja tetek gedhenya tampak, saya kaget dengan pertanyaannya.
“Apa wul saya sekali lagi tidak konsen.. ” ia memalingkan tubuh kearahku
“Ati-ati disungai janganlah ngelamun, anda kapan datang.. ”
“Oh saya baru tempo hari.. ” kataku sembari mencelupkan baju-baju ke air tengah mataku sudah pasti menghadap ke ke-2 teteknya yang tanpa ada berniat dipertunjukkan,.
Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karna dari barusan dia kebelet beol.
“Anakmu usia berapakah teh.. kok tidak di ajak “ kataku
“Masih 1 th. 1/2, barusan sama adikku jadi saya tinggal nyuci” sesudah rambutnya agak kering ia lalu menempatkan handuknya dipinggangnya serta membalikkan badannya tangan kanannya menutupi coba menutupi teteknya yang memiliki ukuran wah itu meskipun pada akhirnya yang ditutupi hanya ke-2 putingnya tengah tangan kirinya mencari celana dalam diatas batu itu sesudah menemukannya, dia lalu membalikkan tubuhnya serta menambah handuknya, celana dalam berwarna putih itu tampak cukup tidak tebal serta seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.
“Anakmu siapa namanya…? ”
“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, baju dalam tidak tebal telah menutupi memek serta pinggangnya itu sesaat dia melihatku serta lalu melepas tangan kanannya dari teteknya kelihatannya dia nyaman memerlihatkan teteknya padaku karna dari barusan saya pura-pura cuek serta pura-pura membasuhi baju kotor walau sebenarnya adikku sejak dari barusan gelisah.
Ia lalu duduk serta mencuci selendang batiknya
“Cantik sich namanya.. tapi belum juga saksikan berwajah secantik emaknya tidak ya.. ”
“Ya tentu.. emaknya saja cantik anaknya turut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya selekasnya ia berdiri serta membalas siramanku.
“Maaf salah bikin harusnya, maknya saja buruk terlebih anaknya…” kami juga pada akhirnya sama-sama menyiramkan air sesudah sebagian waktu dia kerepotan menahan seranganku.
“Ampun ampun…” tuturnya sembari ketawa cengengesan, akupun hentikan seranganku tapi lalu dia jadi berdiri ambil ember serta menghampiriku menyiramku hingga semua bajuku basah kuyup, saya kaget serta reflek ambil ember ditangannya dia lalu membalikkan tubuh untuk menghindari darinya, tanpa ada sadar badanku memeluknya serta satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka. Pada akhirnya saya dapat mencapai ember itu, ia berupaya melepas dari dekapanku tapi sia sia saya telah siap, ku ambillah air serta menempatkanya di atas kepalanyaa
” Ampun ri,, saya dah mandi.. awas lo nanti tidak bilangin kakekmu “ saya tetaplah saja memegang tubuhnya serta meneror, pada akhirnya ia berbalik serta dengan leluasa saya menyiram ke sekujurtubuhnya lalu tanganku mengelus elus badannya
”nih saya mandiin sekali lagi hehehhe, ……” sekujur badannya basah termasuk juga celana dalamnya hingga isi didalamnya samar samar tampak, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku sampai agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sembari menarik tangannya, untuk sebagian waktu kami sama-sama melihat sembari tertawa geli, kami lalu ke pinggir sungai untuk ambil handuk, ia lalu kembali mengusap air ditubuhnya sesaat saya sembari duduk disebelahnya sambil mengusap air di kepalaku.
Berwajah terlihat cemberut di usapkannya handuk ke muka serta rambutnya lalu mulai turun ke dua buah dadanya lalu turun ke perutnya yang kecil lalu turun ke selangkangannya lalu dia merunduk serta mengusap kakinya, lalu melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, saya lalu memakai handuknya itu untuk menyeka muka (lumayan aroma badannya masih tetap nempel nih) saya lalu kembalikan kepadanya.
Di ikatkannya handuk itu di pinggang lalu duduk pas di depanku serta di turunkannya celana dalamnya, karna ikatannya kurang kuat sesudah celana dalamnya berhasil melalui kaki indahnya handuk itupun turut terbuka hingga isi selangkanganya terpampang di depanku.
“Eit…” tuturnya sembari tangan kanannya menutupi memeknya, saya tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sembari memalingkan muka, kakinya menendang badanku, lalu di usapkannya handuk itu ke tengah selakangannya yang masih tetap lumayan basah karna kenakan celana dalam basah.
Saya lalu melihat kembali kearahnya kelihatannya dia terasa nyaman saja ketahui memeknya diliat saya, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis minimnya lalu ia menyeka bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih tetap kencang sembari tersenyum sendiri.
“Awas dapat hilang ingatan lho tersenyum sendiri…” ia hentikan usapannya sembari membenarkan tempatnya
“Ia jika lama-lama deket sama anda dapat hilang ingatan …” tuturnya sembari berdiri
“Eh, bau …” sembari kututup hidungku yang pas ada dimuka memeknya
“Seger sekali lagi cobalah cium, tuturnya sembari menarik mukaku serta melekatkannya pada memeknya yang sudah tertutupi satu diantara tangannya. Tanganku ambil tangan yang menutupinya
“Rambutnya kok tidak rapi tidak sempat dicukur ya,,,, ” kubelai rambut bawahnya lalu bergerak buka ke-2 bibir bawahnya ”Dah miliki anak masih tetap kenceng saja nih kulit.. ” kataku sembari megelus elus memeknya dengan handuk sesaat dia membalut badannya dengan handuk hingga kepalaku ada didalamnya.
Saya kaget serta buka handuk sembari mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku terlihat masih tetap ada dibelakang batu besar selain sungai itu sekali lagi asyik buang hajat..
“Berani cium tidak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sembari tersenyum menantang, memeknya terlihat demikian menggairkan.
“Gak ah bau tuch.. lebih deh 10 “ kataku cengengesan
“Deal…” Tuturnya sembari duduk jongok Mukaku kumajukan agar bisa mencium memeknya, bebrapa perlahan kubuka bibirnya serta ku elus elus semua memeknya sembari pura-pura tutup hidung seperti ingin minum jamu. Lalu ku buka mulut serta mulai keluarkan lidah, wulan terlihat lihat kesekeliling lalu saya mulai menjilat dengan perlahan ke paha kanan lalu kiri serta pada akhirnya menjilati memeknya ia terlihat mengerang geli,
“Ih…” tuturnya perlahan, lidahku yang masih tetap melekat lalu kumasukkan dalam memeknya serta menggerak gerakkan memutar hingga ia lebih geli. Sesudah lebih kurang 5 detik ku tarik mukaku.
“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..? ” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk serta berdiri.
“Ntar ya di rumah, mang saya bawa dompet apa? daa…” sumpret belum juga senang ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia telah pergi, yah pada akhirnya saya cuma dapat kembali swalayan sembari lihat ia berlalu,
* * *
bibiku pada akhirnya merampungkan BAB nya saya masih tetap berendam bermain main di sungai sembari kembalikan tenaga sesudah swalayan.
Kami lalu asik membersihkan sembari bercakap seru-seruan, bibi membersihkan tengah saya membilasnya, kadang-kadang kami sama-sama menyiramkan air hingga baju kami basah semuanya pada akhirnya baju yang kami usai semuanya saya mulai buka semuanya bajuku hingga cuma tersisa celana kolorku saja, sesaat bibiku yang dari barusan bertemu denganku menggeser duduknya menyamping, lalu menambah dasternya lalu celana dalam putih perlahan pelan turun dari pahanya mulus bibiku lalu dia menghadap kembali padaku dengan tempat kaki lebih rapat, tidak seperti barusan di mana terkadang saya dapat lihat celana dalamnya.
“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku selekasnya menyambarnya
“Mana? Masih tetap baru nih.. ” tuturnya sembari melemparkannya kepadaku. Dia lalu turunkan dasternya serta melepaskan kutang dari tempatnya serta lalu menambah kembali dasternya, tanpa ada segaja dia buka kakinya hingga bulu bulu tidak tebal samar-samar tampak di antara pahanya tampak terang didepanku, dia menunduk membersihkan bhnya hingga teteknya menyembul di antara belahan dasternya,
“Sini kolormu dicuci sekalian…” saya bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “
“Wah tidak bawa celana dalam bi…. ” Bibiku tidak menjawab serta memegang kolorku, pada akhirnya saya berdiri serta buka bebrapa perlahan kolorku hingga adikku memperlihatkan diri.
“Lho dah sunat to anda? ” diliatnya burungku yang masih tetap imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sembari melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita tidak mandi bareng…” ia tersenyum
“Ia dahulu saat masih tetap SD anda cuma ingin mandi bareng saya mang mengapa sich? ”
“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semuanya, …” ia lalu buka dasternya hingga semua badannya terbuka serta menggeser duduknya menyamping.
“Sana simpan di tepi “
saya lalu menempatkan cucian lalu kembali pada tempatnya. Teteknya yang bersih serta putih meskipun tidak sebesar miliki wulan tampak masih tetap sama dengan dahulu, badannya yang putih sintal serta rambut yang tergerai buat kebanyakan orang tentu mengaku dia wanita ayu.
“Ssst saksikan memeknya donk bi…” ia melengos serta menutupi pangkal pahanya dengan tangan, saya menarik tangannya tampak rambut-rambut tidak tebal ada di tengah
“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia lalu menggeser duduknya sehinga pas didepanku
“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tahu lah… dahulu kan lebih tidak tipis dari ini…. mang napa dicukur”
“Nggak sekali lagi pingin saja … jika ingin dateng bln. saya umum potong, jika tidak tidak cabut pakai lilin, jika rapi kan sehat…. ”
Kakinya yang rapat buat saya cuma kebagian lihat rambutnya saja.
“Lihatin donk…. ” Kataku sembari mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi lalu saya kembali mengelusnya kemudian dia lihat tajam kepadaku, bebrapa perlahan tanganku berhasil menggeser satu kakinya hingga memeknya sedikit tampak.
“Wah masih tetap sama kaya dahulu ya.. meskipun dah miliki anak masih tetap tampak kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar bualanku serta membiarkan saya lihat semua isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya perlahan lalu mengusap-usapnya.
“Jangan nakal ah.. geli.. ” saya tetaplah saja mengelus elusnya
“Mandi sana. ” Tangannya mendorong mukaku hingga saya terjatuh, dia lalu jalan kearah air yang lebih dalam lalu berenang renang kecil
“Ri ambilin sabun donk…” saya duduk mendekatinya serta mengacungkan sabun, ditariknya tanganku hingga saya jatuh dia tersenyum saya lalu membalas dengan menyiramkan air kemukanya sesudah sebagian waktu bercanda didalam air ia lalu naik ke satu batu untuk bersihkan diri dengan sabun. Dengan menghadap kepadaku ia mulai menempatkan sabunnya dileher jenjangnya, perlahan pelan turun ke teteknya, lalu ke tangan serta kakinya serta berahir pada memeknya kemudian dia lalu menggosok-gosok tubuhnya untuk perbanyak busa. Saya keluar dari air serta duduk di sebelahnya dia segera menggosokannya sabun keseluruh badanku dari muka hingga ke kaki, dengan enjoy ia menggosokannya sabun pada penisku.
“Dah gede anda ri, burungmu dah ada rambutnya.. ”
“Ya donk masak ingin kecil terus…” ia lalu membalikkan tubuhnya serta berdiri sembari memohonku menggosok-gosok punggung serta bokongnya yang belum juga terkena sabun, saat mengosok bokongnya bebrapa perlahan tanganku ku senggolkan ke memeknya kelihatannya dia cuek saja dengan selalu asyik menggosok-gosok badannya dengan sabun, saya mulai membulatkan tekad mengelus dari belakang ke-2 payudaranya. Ia membalikkan tubuh, membiarkan saya mengelus elus payudaranya dan
semua badannya sesaat dia mengelus kakiku serta kadang-kadang mengelus penisku.
Ia lalu terduduk, seperti umumnya jika mandi dia senantiasa terdiam sebagian waktu membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Saya yang masih tetap berdiri didepannya dengan penis pas di mukanya, ia lalu memain-mainkan penis itu,
”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih tetap ada kotorannya” tuturnya sembari mengelus penisku mesra saya cuma diam keenakan. Lalu dia berbaring diatas batu, saya duduk selain kakinya sembari mengelus memeknya serta menyiramkan air hingga semua memeknya terlihat.
“Dah janganlah main itu selalu ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya saya lalu menarik kakinya hingga saat ini badanku ada di antara kakinya. tanganku mulai menggosoki sekali lagi kesempatan ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun
“Geli ah li.. “tanganku kesempatan ini berhasil diusirnya, tanpa ada sadar dia mulai lihat burungku yang mulai tumbuh serta menggantung.
“Burungmu dah mulai dapat berdiri ri…” dielusnya burungku perlahan mesra, makin lama burungku semakin besar karna tidak tahan juga akan elusannya.
“Kamu dah sempat ngimpi basah ya.. “ saya mengangguk kemudian
“ Bi.. anda tidak sekali lagi mens kan? ” ia tersenyum lalu menuntun tanganku pada dadanya
“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” saya ikuti saja tuntunan tangannya mengelus perlahan teteknya lalu melintir putingnya.
“yang mesra donk ri anggep saja saya cewekmu “ dia lalu mencium pipiku serta mendorong mukaku ke teteknya, saya ciumi semuanya sisi teteknya lalu mengisap perlahan putingnya, ada air keluar dari susunya saya semakin keras menyedotnya sesaat bibi menyeka kepalaku sembari merem menikmatinya. Lalu saya menjilati perut serta turun ke rambut memeknya, ke paha lalu menengelamkan mukaku ke memeknya, tetapi tangan bibiku menghindarnya.
“Kamu tidak ayah ri? ” tuturnya perlahan “Gak ayah bi, sekalian buat pengalaman
“ia lalu menyiramkan air ke memeknya kemudian kucium serta kujilati memeknya sebagian waktu, sesaat tanganku diarahkan untuk tetaplah mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil serta desakan tangannya pada rambutku menyaratkan dia telah mulai terangsang. Terasa cukup ku hentikan jilatanku lalu duduk di depannya dia lalu melek sembari mengelus serta memutar mutan burungku.
“Enak kan…? ” ucapnya manja, saya lalu berdiri, penisku pas ada di mukanya, sebagian waktu dia diam lalu ia tutup mata serta mencium penisku
“Kalo jijik tidak usah di emut …” ia melepas mukanya serta kembali mengocok dengan tangannya.
Ia lalu duduk di atas batu sembari mengangkan memohon saya memasukkan penis ke memeknya
“ Di gesek saja ya, janganlah dimasukkan.. miliki pamanmu nih.. ” saya lalu menggesekkan penis ke memeknya sesaat tanganku menggoda teteknya.
“Bi sekalian masukkin ya.. agar ngajarinnya lengkap.. ” ku masukan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” saya lalu coba memasukkannya pada memeknya 2 x coba nyatanya penisku belum juga dapat tembus juga, bibiku tersenyum geli
“Tuh kan tidak dapat, sini…” ditariknya penisku, di elus lalu dimasukkan dalam memeknya, rasa-rasanya sempit sekali memeknya, baru 1/2 penis masuk bibiku keluarkan kembali
“Susah kan… maka dari itu perlahan pelan” ia kembali memasukkan, kesempatan ini lebih dalam, ia kembali menarik badannya hingga penisku terlepas. Tanganya terlepas dari penisku, tanganku yang ingin mengarahkan penisku di tariknya mengisyaratkan dia pingin saya memasukkan tanpa ada pertolongan.
2 x coba gagal sekali lagi pada akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju segera masuk,
“uh…. Enak bi …” ia lalu menggoyang pinggulnya memberi desakan keluar masuk pada penisku, saya merem melek menahan enak sembari membantunya mengelus badannya,
“Ayo bagianmu…” ia lalu pasif membiarkan saya lakukan hasratku ku. Saya masukan hingga semuanya penisku masuk lalu bergerak perlahan makin lama makin cepat menggoyang maju mundur.
“Bagus ri.. mari.. ah…. ah… selalu sayang…. ” saya menurutinya sebagian waktu dia memohon saya ganti tempat saat ini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang
‘oh yes … enak bi… enak…. ” Lima menit lalu ia memohonku duduk dia berdiri di hadapanku memeknya kuciumi sebentar lalu dia menempati kakiku,
“ayo saya dah ingin nyampe… anda ingin nemenin kan…” dia lalu memasukkan memeknya serta bergerak turun naik sesaat muka serta tanganku memegang teteknya
“bii…. Janganlah cepet-cepet saya tidak kuat nanti…”
“Ayo sayang … bibi juga tidak lama sekali lagi.. ” saya melepas tangan dari susunya serta berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..
“uh.. ah… “ bertukaran kami mengatakannya
“Stop bi… saya ingin keluar …” aliran-aliran listrik seolah menyebar ditubuhku.. bibi melepas memeknya, lalu mengocok penisku dalam hitungan kelima air maniku benar benar keluar
“crot,,,, ” menghadap pada badannya.. Saya lemas sembari menyedot tetek bibiku saya mengatur nafas sesudah berhasil menjangkau puncak
“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku perlahan, ia tersenyum serta mencium pipiku sembari mengelus-elus teteknya, sesudah sebagian istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” saya menarik tangannya
“Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum
“Ayo tidak bantu nyampe puncak.. ” kataku sembari mengelus memeknya, saya lalu mencium tetek lalu memeknya, saya lalu memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek lalu saya memasukkan berulang-kali serta menggelitik memeknya, ia betul-betul terangsang. Tangannya memegang penisku yang telah tidak kencang sekali lagi lalu mengarahkan mukanya pada penisku, makin lama goyangan tangan ku semakin kencang, hingga pada akhirnya bibiku mengerang ngerang lalu memasukkan penis pada mulutnya.. ia menggelinjang serta ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,, ” dilepaskannya penisku serta berguling di batu itu, ku belai rambutnya temani menuruni puncak kesenangan.
Lalu kami berdua masuk kembali pada air bersihkan sisa sabun
“ Janganlah diulang ya… sekali saja “ tuturnya sembari mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, jika kuat ya.. tapi jika saksikan badan bahenol ini sepertinya saya tidak tahan” kucium tengkuk bibi sembari mengelusnya, dia membalas
“Janji ya, janganlah goda saya lagi…” saya diam sembari memeluknya..
Cerita Seks Yang ku alami Ketika Liburan di Tempat Kakekku - Cerita Sexs,Cerita Bokep,Cerita Mesum,Cerita Hot,Cerita Sedarah Sex,Cerita Tante Bokep,Cerita Ngentot Panas,Cerita Remaja Bugil,Cerita Sex Terbaru 2017.
Next Baca juga :
0 Komentar untuk "Cerita Seks Yang ku alami Ketika Liburan di Tempat Kakekku"