Cerita seks Dewasa dan Perselingkuhan

Menjadi Horny Saat Melihat Besarnya Tetek Mantan Pengasuhku

Cerita Sex Bergambar - Kumpulan cerita Dewasa, Palim mesum dan hot, cerita terbaru ini berjudul Menjadi Horny Saat Melihat Besarnya Tetek Mantan Pengasuhku, Simak terus kisahnya.

Karena diblog ini akan selalu ada update an cerita sex terbaru, ABG Mesum, Cerita Pemerkosaan, Cerita Ngentot, cerita janda gatel, cerita panas paling seru dan menarik hanya di sini tempatnya dalam bacaan cerita seks dewasa bergambar berikut ini, Selamat menikmati...

Cerita ini menceritakan mengenai saya dan keluargaku yang dahulu mempunyai pengasuh tetapi saat ini sudah resign. Namun disuatu hari, keluarga kami kehadiran tamu dan nyatanya dia yaitu sisa pengasuhku dahulu. Ia juga sudah tumbuh jadi sorang wanita muda yang masak dengan postur badannya yang menarik.

Menjadi Horny Saat Melihat Besarnya Tetek Mantan Pengasuhku

Walau berwajah tidak demikian cantik, namun kemulusan dan kehalusan kulitnya bisa menaikkan nilai kecantikannya itu, maklum saja karna ia datang dari desa yang berhawa dingin. “Permisi.., Bu…”, sapanya pada ibuku.

“Oh.. kamu.. Sari… Kok saat ini sudah segede ini. mana suami kamu? ”, bertanya ibuku.
“Sudah pisah kok Bu”.
“Lho, mengapa? ”.
“Itu Bu…, dia kawin sama wanita lain”.
“Oh ya Bu…., mana Den Rully? ”.
“Lha itu dia di samping kamu…. ”.

Memanglah dari tadi saya selalu memerhatikannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Buah dadanya yang besar dibalut dengan baju lengan panjang warna biru tua, pinggulnya yang bulat dibungkus dengan rok warna krim di bawah lutut. Ck…, ck…, bukanlah main bekas pengasuhku ini…, fikirku.

“Aduh Deen…., kok sudah besar gini toch, mana ganteng lagi”, sapanya.
“Lha iya wong di beri makan setiap hari kok”, jawabku.
“Wah jika gini sih, jika ketemu di jalan, saya tentu pangling lho”.
“Aku juga gitu.. kok Mbak… pangling sama Mbak. Udah miliki anak belum? ”.
“Belum Den”.

“Jangan panggil Den ach…, Mas saja gitu lho. Kan Mbak sudah bukanlah pengasuhku lagi. Jadi hubungan kita seperti teman saja, ya khan”.

“Iya deh Mas”.
“Udah sana istirahat dulu”, kata ibuku menyela.
“Terima kasih…, Bu”.

Lalu Sari pergi ke belakang mencari kamarnya yang dahulu untuk tidur. Mulai sejak kepergian Sari dahulu, kamar itu cuma jadikan tempat untuk menyeterika baju. Dan mulai sejak saya dan saudaraku sudah pergi remaja, Ibu tak akan mempekerjakan pembantu, hingga kamar itu bisa dipakai lagi oleh Sari.

Disuatu hari, Ibu sedang ke pasar, saudaraku sedang kuliah, dan karna saya butuh baju untuk pergi ke tempat tinggal rekan, jadi saya menyeterika baju di ruangan seterika. Di situ kebetulan tak ada Sari, tak tahu kemana. Namun mendadak Sari masuk kamar dengan rambut yang masih basah. Nampaknya dia barusan selesai mandi dan keramas.

“Oh ada mas Rully toch”.
“Maaf ya Mbak ngganggu, sebentar kok, hanya satu baju”.
“Kalo bisa saya bantu Mas…, agar cepat selesai”.
“Ah.. tidak usah. Semakin lama disini semakin seneng kok.. ”, godaku.
“Ah.. Mas bisa aja”.
“Mbak saat ini kerjanya dimana? ”.
“Nggak ada Mas, maka dari itu saya ingin minta tolong sama Ibu”.
“Aku dukung dech Mbak, agar kelak bisa mandiin saya lagi”, godaku lagi.
“Kan udah tidak bisa lagi”.

“Kenapa? Apa karna saya sudah besar? ”, suaraku sudah mulai terbata-bata menahan nafsu yang sudah mulai datang. Kulihat mukanya memerah. Dadanya turun naik, hingga makin tampak menonjol dibalik blusnya yang agak tidak tebal.

“Kan malu Mas.. ”.
“Ya jika diliat orang sih malu, namun jika hanya berdua kan enggak”, pancingku.

Tanganku mulai coba memegang tangan kirinya. Ia diam saja. Tangan kiriku menarik bahunya yang kanan untuk mendekatkannya ke badanku. “Jangan Mas…, kelak diliat orang… kelak Ibu datang”, tuturnya bergetar. Nampaknya ia juga sudah mulai rasakan rangsanganku.

Saya sudah tidak perduli, kutarik dengan perlahan berwajah ke wajahku, dan dengan lembut kucium bibirnya…., “Uuch…, ehm…., ja…, ngan.., Maass…, ach.. ”, dan dengan perlahan lidahku kumasukkan ke mulutnya dan kumainkan, “Aach…, saya mohon Mas…, jangan…. ”, dengan lemah lembut didorongnya badanku untuk menjauhi dianya.

Namun nafsuku ketika itu seolah-olah sudah tidak ingin di ajak kompromi lagi. Kutarik lagi dengan agak memaksa badannya dalam pelukanku, dan kucium lehernya yang mulus…, kubuka kancing blusnya yang teratas, hingga benjolan buah dadanya yang besar sedikit tampak hingga membuatku makin benafsu…, “Aduh.., Mas…, janganlah Mas…”, pintanya.

Tetapi mendadak pintu diketuk dari luar…, “Tok…, tok…, Rully.., tolong bukain pintunya.. ”, Ibu datang…, waduh.., saya menggumam dalam hati… “Mas, itu ibu datang…”, kata Sari si pengasuh binal sembari mengatur dianya yang agak kusut karna tingkahku tadi.

Siang itu nafsuku belum terwujud. Baru pertama kalinya itu saya lakukan beberapa hal seperti diatas dengan seseorang wanita. Sepanjang sepanjang hari saya tidak bisa pejamkan mata. Fikiranku selalu melayang hingga sekian hari. Kupikir begitu enaknya jika saya bisa merampungkan permainan di atas hingga selesai. Peluang beda nyatanya masih ada, saat itu seisi tempat tinggal sedang keluar dan cuaca diluar agak dingin, karna hari mendekati sore. Waktu itu Sari sedang menyapu ruangan tengah.

Dengan cuma kenakan kaos oblong berwarna putih agak longgar, bercelana pendek jeans, Sari si pengasuh montok terlihat seperti bukanlah sisa seseorang pengasuh. Kulitnya yang putih bersih, dengan rambut tergerai sebahu dan buah dada yang besar buat jantungku berdegup tidak karuan.

Saya sudah tidak tahan lagi, kutubruk badan Sari, kupeluk, kucium bibir, leher dan kembali sekali lagi ke bibirnya. Kulumat bibirnya, walau dia sedikit agak meronta, namun tidak sekeras ketika terlebih dulu. Tanganku mulai beraksi, meraba pinggangnya, lalu menyibakkan kaos oblongnya ke atas hingga sampailah pada kaitan tali BH yang ada di belakangnya.
Baca juga : Baca Cerita Seks Ngentot Dengan Gadis Yang Kubawa Kerumah

Kubuka hubungannya, lalu tanganku merayap ke depan sampai tersentuhlah buah dadanya yang masih padat, walau agak turun sedikit karena sangat besarnya. Kuremas dengan perlahan-lahan sekali…, kupilin putingnya yang sudah berdiri tegak. “Ach…, ach…”, desah Sari. Saat ini dia sudah tidak meronta lagi, namun bahkan juga tampak nikmati apa yang kulakukan.

Kusibak lebih keatas lagi kaosnya dan kuturunkan mulutku ke putingnya, kucium…, lalu kusedot dengan perlahan-lahan sekali…., “Ach…, aduh mas…., aduh Mas…, Maas… Kepalanya menengadah seolah-olah menyodorkan buah dadanya untuk lebih dimainkan olehku.

Lama mulutku bermain di buah dadanya hingga pada akhirnya tangannya memegang tanganku dan menuntunnya ke bawah untuk menjamah kewanitaannya. Saya turuti hasratnya dan kugosok vaginanya dari luar celananya…., “Auh.., auh… nikmat.. Mas”. Saat ini tempat tangan kananku sedang menggosok-gosok kemaluannya dan mulutku selalu mempermainkan buah dadanya.

Lalu tanganku masuk kedalam celana jeansnya, dan…., aduh mak…, tersentuhlah rambut halus yang sudah lembab. “Uuch.., uch…”, dia mendesah. Sembari terpejam nikmati apa yang kulakukan, tanganku mulai mengungkap rambut kemaluannya tadi dan tersentuhlah olehku klitnya… dan “Aauch…, auch… Mas.. nikmat sekali”.

Sebagian waktu lamanya ia si pengasuh seksi jadi pasrah dan diam tanpa ada reaksi. Lama kelamaan, mungkin ia sendiri tidak tahan, sampai ia juga mulai menggerakkan tangannya awal mula membelai dadaku lalu turun ke perut dan pada akhirnya ke celana dalamku. ketika itu saya kenakan celana pendek olah raga, dengan kaus singlet diatasnya.

Dia menyentuh penisku, diremasnya dengan lembut, dikocoknya dari luar… “Uugh.., ugh…”, saya merintih kesenangan “Aadduhh Mbak…, Mbak pandai deh…”, “Ah, Mas juga pandai kok…, jadi sangat pandai dibanding umur Mas sendiri…”, desahnya. Lalu kuseret dia masuk kedalam kamarku, dan kurebahkan diatas dipanku. Dia lalu membalikkan badannya hingga ada diatasku.. aduh mak, buah dadanya benar-benar indah menggantung diatas hidungku.

Kucium dengan gemas dan kumainkan putingnya dengan mulutku, “Aaacchh…, auch Mas…, auch.., auch.. ”, disamping itu kulepaskan celana jeans dan celana dalamnya, sembari tangan kiriku selalu memeluk pinggangnya dan tangan kananku meremas pantatnya yang masih bulat fresh, dan mulutku tetaplah ada di putingnya. Disamping itu tangannya meremas penisku dengan sedikit mengocok.

Mendadak dia membalikkan badannya hingga kami ada pada tempat 69. Dengan nafsu dimasukkannya penisku kedalam mulutnya “Aach…, ach.. ”, bandel juga Mbak ini batinku, namun sudah pasti saya juga menikmatinya. Dikocoknya penisku dengan mulutnya. Nampaknya ia sudah memiliki pengalaman dengan beberapa style yang aduhai.
Lihat juga : Cerseks Gara Gara Film Porno Ngentot dengan Kakak Perempuan Ku

Saya tidak ingin kalah, kubuka kewanitaannya dengan tangan, lalu kujulurkan lidahku dan awalilah saya menjilati sisi yang paling terlarang itu, “Uuch…, uch…”. Kami berpagut lama sekali sampai perasaan saya menginginkan segera memasukkan alatku ke liang surgawinya.

“Maaas…”. “Ya, Mbak…”. “Tolong dong dimasukin…, saya udah tidak tahan nih…. udah lama saya tidak disentuh, tolong dong mas…. ”. Saya berfikir sejenak…, bagaimana bila kelak dia hamil, bagaimana kelak bila ketahuan oleh Ibu, dan lain-lain. Namun saya sendiri sebenarnya juga sudah tidak tahan…, dan pada akhirnya, “Baik Mbak, ta.. pi…, bila Mbak hamil bagaimana dong…” “Saya gunakan KB kok mas…. ”, tuturnya.

“Baik Mbak…”, lalu badannya membalik kembali, namun tempatnya masih diatas. Ia pegang penisku dengan lembut dan membimbingnya masuk liang surgawinya, dan., “Aachhh.., sshhh…, sshh.. ”. Penisku terasanya dijepit oleh suatu hal yang berdenyut-denyut lembut, dan itu yaitu kewanitaannya.

Dia memompa dari atas naik turun sekian kali, lalu pada akhirnya dia merebahkan dianya ke samping saya, dan memohon saya untuk menyetubuhinya dari atas. Saya naik ke badannya dan memasukkan penisku kedalam vaginanya dan awalilah saya memompa dari atas, “Aauch…, auucchhh, Mass.., saya ingin pipiss…, aachh…, aachhhh…”, dijepitnya pinggangku dengan ke-2 kakinya.

Penisku terasanya akan pecah disedot oleh vaginanya yang berbarengan dengan keluarnya “pipis”nya dan pada akhirnya akupun tidak tahan, dan, “Aach.. ”, maniku muncrat didalam kewanitaannya, “Heh.., heh. ”, kamipun lunglai ngos-ngosan. Sembari sama-sama tersenyum, kucium bibirnya, kupeluk, dan sembari berkata, “Terima kasih ya Mbak pengasuh.. ”, “Malah saya yang perlu berterima kasih sama Mas, karna Mas sudah berikan saya kesenangan yang sudah lama tidak saya peroleh”.

Pada hari-hari setelah itu, saya dan bekas pengasuh ku itu berlaku biasa saja seakan-akan tidak sempat terjadi apa-apa.

Next lihat juga :

0 Komentar untuk "Menjadi Horny Saat Melihat Besarnya Tetek Mantan Pengasuhku"


Back To Top